Jumat, 14 Agustus 2009

Prabowo Akan Buka Empat Juta Hektare Aren

Jakarta (ANTARA News) – Calon presiden (Capres) dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto di Jakarta, Selasa, meluncurkan delapan program aksi untuk memakmuran rakyat, termasuk membuka dua juta hektare lahan sawah baru dan empat juta hektare lahan aren.

Delapan program aksi yang diluncurkan meliputi penjadwalan pembayaran utang luar negeri, menyelamatkan kekayaan negara untuk memberantas kemiskinan, melaksanakan ekonomi kerakyatan sesuai Pasal 33 UUD 1945, pemberdayaan pedesaan, memperkuat sektor usaha kecil dan memandirikan pengelolaan dan pemanfaatan energi dan sumber daya alam.

Pembukaan lahan sawah baru dan lahan untuk pohon aren itu merupakan bagian dari program ekonomi kerakyatan. Menurut Prabowo, apabila satu hektare lahan sawah baru menyerap enam tenaga kerja, maka 12 hektare lahan sawah akan menyerap 12 juta orang.

Begitu juga apabila untuk membuka satu hektare lahan aren membutuhkan enam tenaga kerja, maka untuk 4 hektare lahan aren akan mampu menyerap 24 juta tenaga kerja. Hal ini akan sangat penting untuk menyerap tenaga kerja serta memberdayakan petani.

Lahan sawah diarahkan untuk meningkatkan produksi beras nasional, sedangkan pohon aren akan sangat penting untuk kebutuhan ethanol yang bisa diolah menjadi bahan bakar.

Kebutuhan aren di dunia akan terus meningkat sering dengan meningkatnya diversifikasi bahan bakar. Pembukaan lahan aren sedang digencarkan Brazil, Kolombia dan Tanzania.

Di negara-negara tersebut, aren akan menjadi bahan baku utama bahan bakar.

Karena itu, jutaan hektare lahan aren sedang dibuka. “Bibitnya darimana? Dari Minahasa (Sulawesi Utara). Ironis kalau Indonesia mengabaikan perlunya mengembangkan pohon aren,” katanya.

Prabowo mengemukakan, selama 10 tahun terakhir, kemandirian bangsa cenderung menurun. Sektor pertanian yang semestinya menjadi andalan, justru dipinggirkan sehingga berbagai produk pertanian tidak bisa menghasilkan untuk kepentingan masyarakat maupun negara.

Indonesia hanya mampu mengandalkan ekspor produk mentah dan tidak mampu menghasilkan produk olahan. Indonesia sebenarnya produsen coklat dan karet terbesar di dunia. Tetapi pabrik coklat terbesar justru di Singapura dan Malaysia.

“Begitu juga kita kita punya pabrik pengolah karet sehingga harus mengimpor ban kendaraan,” kata Prabowo yang pada saat itu memperkenalkan tim ahlinya, termasuk mantan Dirut Pertamina Widya Purnama dan mantan staf ahli menteri pertanian Dr Rahmat Pambudi.

Prabowo mengemukakan, turunnya kemandirian bangsa selama 10 tahun terakhir menyebabkan tidak adanya akumulasi kekayaan nasional. Sebaliknya, justru terjadi aliran kekayaan ke luar negeri.

“Hal itu mengindikasikan bahwa sebenarnya tidak tercapai kesejahteraan,” katanya.

Terjadinya aliran kekayaan ke luar negeri juga akibat tidak adanya kewajiban bagi perusahaan-perusahaan asing yang mengelola sumber daya alam nasional untuk menyetorkan keuntungan kepada negara.

Padahal perusahaan-perusahaan itu menggunakan infrastruktur, listrik dan membayar tenaga kerja sesuai Upah Minimum Regional (UMR) yang murah.

“Kalau begini, siapapun yang memimpin tidak akan mampu menyejahterakan masyarakat,” katanya yang menambahkan, jika terpilih menjadi presiden maka perubahan sistem ekonomi dari kapitalis dan liberal akan dikembalikan sesuai Pasal 33 UUD 1945.

Dia menyatakan, tidak anti kapitalis apalagi dirinya dan juga kakaknya Hasim Djojohadikoesoemo juga pengusaha nasional. Tetapi mengembalikan sistem ekonomi sesuai konstitusi menjadi tanggungjawab dan tekad untuk segera diwujudkan. (*)

Sumber: http://www.antara.co.id/arc/2009/3/10/prabowo-akan-buka-empat-juta-hektare-aren/; 10/03/09 16:53


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

google918401c9860b4077.html