Selasa, 07 Juni 2011

Energi dari Buah Asli Indonesia

Tim mahasiswa Universitas Cendrawasih Papua menemukan energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil, pada buah Bintanggur.

Buah Bintanggur adalah buah endemik dan diketahui hanya tumbuh di Papua. Buah itu diproses melalui penyulingan sederhana dan bisa menghasilkan solar.

Buah Bintangur disebutkan lebih baik dari pohon jarak, dan bisa ditemukan di pesisir pantai, pegunungan, atau pun lembah-lembah di seluruh Papua. Keunggulan lainnya, buah Bintangur tumbuh tidak mengenal musim dan berbuah dalam jumlah yang banyak.

Proses penciptaan energi alternatif untuk masyarakat miskin di Papua itu, pertama biji buah Bintanggur diambil dan dikeringkan dengan dijemur. Setelah itu, dia akan digerus dan dimasukkan ke dalam kertas saring.

Penyaringan dilakukan 4-7 kali dan setelah itu minyak dan air akan dipisahkan. Minyak yang keluar dari kertas saring tersebut akan bercampur dengan larutan PE (Petroleum Eter). PE dengan sendirinya akan menguap ke udara, tinggallah minyak mentahnya.

Sementara itu, seorang guru di Kecamatan Sabbang, Luwu Utara, Sulawesi Selatan menemukan jus buah yang mampu menghasilkan energi listrik.

Dia memanfaatkan tiga jenis buah hutan, Ketiga jenis buah yang bisa menghasilkan energi listrik itu tidak sering dimanfaatkan. Selain karena tumbuhnya di hutan,buah-buahan ini juga jarang dikonsumsi karena memiliki rasa sangat asam. Buah- buahan itu adalah kadundung (sejenis kedondong hutan), kakobi, dan dengen (biasa dikenal dengan nama sempu atau jerukan).

Jenis buah ini banyak terdapat di hutan di wilayah Luwu Utara. Buah-buahan tersebut cukup diblender seperti membuat jus buah. Setelah itu, ditempatkan di dalam wadah plastik dengan menghubungkan dua pelat sebagai penghantar arus listrik.

Larutan untuk 2 kg buah dengen atau volume 250 mililiter bisa menghasilkan rata-rata 3,4 volt. Larutan buah kadundung menghasilkan 1,8 volt, dan larutan kakobi menghasilkan 2,8 volt.

Tidak hanya buahnya, kulit kayu dari ketiga jenis buah tersebut juga bisa menghasilkan energi listrik yang lebih besar dengan merebusnya dengan air. Untuk1kg kulit kayu pohon dengen menghasilkan rata-rata 3,2 volt, kulit kayu kakobi menghasilkan 3,2 volt,dan kulit kayu kadundung menghasilkan 3,4 volt.

Sumber: http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy/1189-energi-dari-buah-asli-indonesia

Energi Alternatif dari Es

Badan survei geologi Amerika Serikat menemukan gas hydrates atau dikenal sebagai es yang bisa terbakar mampu menyediakan sumber energi alternatif yang bersih di masa mendatang. Gas itu bisa menggantikan sumber bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi tinggi pada saat ini.

Gas alam membeku yang ditemukan di bawah lautan antartika bisa digunakan untuk sumber energi di rumah atau pabrik.

Gas hydrates dapat ditambang layaknya gas biasa. Peneliti AS yang dipimpin oleh Tim Collett mendapati kandungan gas ini sangat besar, bisa untuk memanaskan seratus juta rumah selama beberapa dekade.

Gas hydrates lebih bersih daripada bahan bakar fosil dan mengeluarkan karbondioksida lebih sedikit. Proses pembakaran gas Hydrates lebih efisien jika sudah dibentuk menjadi bahan bakar sesungguhnya.

Bahan bakar ini terbentuk, saat gas metana keluar dari materi pembusukan organik dan kontak dengan air pada suhu yang rendah dan tekanan tinggi. Para ahli memperkirakan terdapat 85,4 triliun kubik kaki gas alam yang bisa ditambang dari wilayah utara Alaska.

Sumber:http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy?start=20

Energi Alternatif dari Bakteri E Coli

Peneliti dari Fakultas Teknik Kimia Universitas A&M Texas, Thomas Wood berhasil mengolah bakteri E. Coli menjadi sumber energi yang kelak dapat menghidupkan kendaraan bermotor dan penerangan di rumah-rumah.

Dengan memodifikasi sifat genetis bakteri E. Coli, Thomas berhasil merekayasa jaringan Coli sehingga menghasilkan gas hidrogen yang cukup banyak, Sel yang telah dimodifikasi gennya itu memproduksi hidrogen 140 kali lebih banyak dibanding proses normal.

Hasil penelitian ini bisa disebut sebagai batu lompatan bagi lahirnya energi berbasis hidrogen-yang diyakini akan banyak diterapkan di berbagai negara kelak. Energi yang terbarukan, bersih, dan efisien adalah kunci bagi teknologi yang memanfaatkan sel sebagai bahan bakar.

Jenis bahan bakar ini berpotensi menjadi sumber energi buat barang-barang, mulai dari elektronik yang mudah dipindahkan hingga kendaraan bermotor, dan bahkan pembangkit listrik sekalipun.

Saat ini hidrogen diproduksi secara massal di seluruh dunia dengan teknologi yang dikenal dengan sebutan 'memecah air', sehingga hidrogen bisa terpisah dari oksigen dalam unsur air. Tapi proses ini sangatlah mahal dan membutuhkan energi yang luar biasa besarnya, itu sebabnya teknologi ini belum ekonomis bagian kebanyakan orang.

Tetapi temuan Wood menawarkan solusi yang berbeda. Bila selama ini orang kerap mendengar jaringan tertentu selalu membawa penyakit untuk manusia, namun sebenarnya banyak jaringan lain yang tidak menimbulkan bahaya, bahkan bermanfaat positif bisa mencegah hadirnya bakteri jahat di tubuh manusia.

Sumber: AFP

Energi Dari Jamur Kayu

Tanaman yang ditumbuhi jamur menghasilkan campuran hidrokarbon yang bisa dijadikan bahan bakar diesel. Dengan hasil temuan terbaru, ilmuwan berharap mereka bisa membelah gen DNA jamur untuk dicangkokkan ke mikroorganisma lain dan memprosesnya menjadi bahan bakar.

Bahan bakar alternatif berbasis ethanol yang dihasilkan dari jagung atau batang tebu, belum cukup mengatasi masalah ini. Pasalnya, untuk memproduksi satu liter ethanol membutuhkan hidrokarbon mentah dalam jumlah yang sama. Hidrokarbon adalah bahan kimia yang bisa menghasilkan bahan bakar diesel.

Masalah ini kemungkinan besar akan segera terpecahkan dengan bantuan jamur parasit mikroskopik yang hidup di dalam substansi kayu sebuah pohon dan memecah selulosa sehingga menghasilkan campuran hidrokarbon.

Selulosa kayu menjadi tempat terbaik bagi jamur penghasil hidrokarbon untuk menghasilkan bahan bakar. Namun untuk mengambilnya, sangat sulit karena harus memecah struktur selulosa kayu yang kuat. Diperlukan enzim khusus untuk proses tersebut.

Para peneliti studi ini mengatakan, sedikit bahan bakar diesel yang dihasilkan jamur ini akan cukup memberikan tenaga bagi satu buah traktor untuk bekerja. Oleh karenanya, mereka terus mengembangkan temuan ini. Menurut mereka, sangat mungkin mengadakan analisa genetik pada jamur dan mendeteksi gen serta mencangkoknya pada organisma lain untuk menghasilkan bahan bakar dari kayu berjamur

Sumber : BBC News

Nasib Biofuel Indonesia (selesai)

Berdasarkan data Pertamina, jumlah konsumsi bahan bakar nabati terus menurun. Jika bulan Januari lalu ada 20 depot yang menjual bahan bakar minyak yang dicampur bahan bakar nabati, maka pada Februari jumlahnya hanya 13 depot saja. Sedangkan pada Juni lalu kembali melorot, tinggal 8 depot.

Juru Bicara PT Pertamina, Basuki Trikora Putra mengatakan, Pertamina hanya menggunakan satu persen saja penggunaan biofuel dari tahun lalu yang 2 sampai 3 persen. Pengurangan ini disebabkan, sebagian besar produsen bahan bakar nabati, justru mengekspor BBN ke luar negeri. Pertamina tidak mampu menawarkan harga yang lebih tinggi dari pasar di luar negeri.

“Betul bahwa pertamina ini kan di dalam menunjang program pemerintah untuk pengguanaan bahan bakar nabati sudah dilakukan diproduk pertamina baik premium maupun solar. Dan itu memang kita sangat tergantung pada perusahaan penyedia nabatinya,” kata Basuki Trikora Putra.

Pengamat Energi, Pri Agung Rakhmanto mengatakan, pemerintah seharusnya menjadikan penggunaan biofuel sebagai program nasional. Dengan begitu jumlah subsidi yang digelontorkan pun jauh lebih besar. Harga bahan bakar nabati di pasaran pun bisa lebih murah dari minyak, sehingga ketergantungan terhadap BBM secara otomatis akan berkurang.

“Subsidinya diperbesar anggarannya. Itu otomatis yang teserap di dalam negeri lebih banyak. Alokasi anggaran dari pemerintah diperbesar lah untuk mensubsidi bahan bakar nabati itu. Kalau sama-sama harus mensubsidi, itu akan lebih bagus mensubsidi bahan bakar nabati daripada BBM. Jelas karena ini terbarukan, menyerap lebih banyak tenaga kerja,: ujar Pri Agung Rakhmanto.

Ia menambahkan, jika pemerintah tidak segera bergerak cepat dengan menggunakan energi alternatif seperti nabati dan batubara, maka Indonesia hampir dipastikan akan mengalami krisis energi.

Nasib Biofuel Indonesia (bag.1)

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010, subsidi bahan bakar nabati dipatok maksimal 2000 perliter. Sehingga total subsidi BBN ditargetkan sebesar 1 milyar lebih. Adanya penaikan subsidi ini diharapkan mampu merangsang produsen kembali menjual bahan bakar nabati.

Namun Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia, Aprobi menilai, pemerintah tidak bisa mematok subsidi bahan bakar nabati. Pasalnya kata Sekretaris Jendral Aprobi, Paulus Tjakrawana harga bahan baku BNN yaitu kelapa sawit juga tergantung dari harga CPO dunia yang selalu berubah-ubah. Karena itu menurut dia, pemerintah harus menyamakan besaran subsidi bahan bakar nabati dengan bahan bakar minyak.

“Sama perlakuannya dengan BBM. Kalau BBM yang sebagian besar impor itu 400 ribu barel kita impor bisa diperlakukan seperti itu kenapa produksi dalam negeri tidak bisa diperlakukan seperti itu? Saat ini semua berhenti pak. Hanya satu saja perusahaan yang masih bisa berproduksi. Tapi yang lain mencoba untuk ekspor tapi hanya satu atau dua,” papar Paulus Tjakrawana.

Padahal, seandainya industri bahan bakar nabati atau biofuel dikembangkan untuk keperluan konsumsi dalam negeri, maka pada tahun depan diprediksi bisa menyerap 3 sampai 5 juta tenaga kerja. Juga bisa mengurangi subsidi penggunaan BBM minimal 10 persen, menghemat devisa senilai 100 trilyun rupiah dan membudidayakan lahan 5 juta hektar.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Apindo Jimanto menilai pemerintah seharusnya menambah subsidi bahan bakar nabati lebih besar. Sehingga kata dia, besaran harga produk bahan bakar nabati bisa lebih murah ketimbang bahan bakar minyak. Dengan harga yang murah, kata Jimanto, para pengusaha pasti tertarik untuk beralih ke bahan bakar nabati. Saat ini, harga biosolar seribu rupiah lebih mahal dibandingkan harga solar.

“Kalau menurut saya, harga penyerahan terakhir harus lebih rendah dari BBM. Sehingga merangsang kami untuk memakai itu. Karena kan lebih ramah lingkungan. Sedangkan menjaga lingkungan ini kan jadi tanggungjawab kita bersama untuk memelihara dan menjaganya. Tidak ada salahnya kalau dalam APBN/APBD juga dipergunakan untuk lingkungan,” papar Jimanto. (bersambung)

Sumber: http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy/1471-nasib-biofuel-indonesia-bag1

Biosolar Ampas Kopi

Para peneliti di Nevada, Amerika Serikat menemukan bahwa ampas kopi bisa dijadikan bahan biosolar untuk mobil dan truk yang murah dan ramah lingkungan. Mereka mengumpulkan ampas kopi dari ritel penyedia kopi cepat saji dan mengekstrak minyaknya. Mereka menggunakan proses mudah yang murah untuk mengubah 100 persen minyaknya menjadi biosolar.

Biosolar ini bahkan masih memiliki bau kopi. Dibandingkan dengan biosolar tradisional, biosolar dari ampas kopi ini punya keunggulan dalam hal kestabilan. Sebab kandungan antioksidan di dalam kopi sangat tinggi.

Limbah padat yang tersisa dari konversi ini dapat diubah menjadi etanol atau digunakan sebagai kompos. Tim peneliti memperkirakan proses ini dapat menghasilkan keuntungan lebih dari 8 juta dolar AS, itu pun hanya dalam lingkup Amerika saja.

Karena itu, mereka berencana mengembangkan pabrik skala kecil untuk menghasilkan dan menguji bahan bakar eksperimen tersebut. Diperikirakan produksi global tahunan dari biosolar akan mencapai angka tiga miliar galon tahun 2010.

Saat ini produksi kopi di seluruh dunia mencapai 16 miliar pon per tahun. Ampas kopi mengandung minyak sekitar 11-20 persen dari beratnya. Jumlah ini setara dengan bahan baku biosolar tradisional seperti kelapa sawit atau kacang kedelai.

Selain dari ampas kopi, biosolar juga dapat dibuat dari minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak kacang, minyak sayuran lainnya, lemak hewani, bahkan minyak jelantah (bekas menggoreng).

Biosolar dapat dijadikan produk tersendiri, tetapi bisa juga dicampurkan bersama solar biasa, sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin-mesin diesel.

Sumber: http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy/1297-biosolar-ampas-kopi

Bus Listrik : Transportasi Publik Hijau atau Publik Transportasi?

Bus listrik tidak hanya baik untuk lingkungan tetapi sangat cocok untuk sarana transportasi publik dengan kondisi banyaknya kendaraan dan hemat energi.

Kebutuhan moda transportasi umum yang lebih ramah lingkungan membuat bus listrik menjadi salah satu alternatif solusi mengurangi polusi. Bahkan dengan bus listrik menjadi salah satu hal yang menonjol guna menjawab kelebihan moda transportasi ramah lingkungan dibanding dengan dalam mengambil panggung sebagai solusi potensial, tetapi listrik angkutan umum bisa bus berbahan baker diesel.

Cina, salah satu negara yang memberikan perhatian besar pada hal ini. Bahkan pada pada Maret 2009 lalu di Shanghai, diperkenalkan armada baru bernama Ankai. Bus listrik itu sudah mulai beroperasi di kota Shanghai. Tujuan awal pemerintah Cina adalah untuk mengurangi tingkat polusi udara. Bahlan respons warga di kota itu mengatakan, bahwa bus listrik yang dioperasikan lebih baik dari bus diesel. Warga menyukai bus listrik tersebut.

Keuntungan Bus Listrik

Mesinnya bekerja lebih baik dan menghasilkan emisi yang rendah sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, bus listrik lebih kuat dalam menanjak dan menghadapi medan yang berbukit dan berkelok.

Getaran dari mesin bus litrik lebih halus dibanding dengan kendaraan mesin diesel sehingga membuat nyaman buat penumpang dan pengendaranya. Getaran mesin yang halus juga membuat mesin menjadi awet dalam pemeliharaan sehingga hemat biaya perawatan.

Meski armada bus litrik lebih mahal, namun untuk investasi jangka panjang dengan pertimbangan ramah lingkungan dan hemat biaya pemeliharaan, bus litrik bis amenjadi pilihan tepat.

Keunggulan paling umum dari bus listrik ini adalah bebas bising suara mesin. Bus listrik yang sangat tenang dan tentu saja mengurangi polusi suara serta ini menjadi kenyamanan utama bagi penumpangnya.

Saat pengereman, bus listrik tidak mengeluarkan banyak energi seperti bus diesel. Bahkan, generator yang mengendalikan pengereman dapat menyalurkan kelebihan energi ke dalam baterai dan kabel dari bus. Dan bus listrik ini lebih hemat 30 % saat merem atau memulai berjalan dibanding bus biasa.

Jika sebuah kota menyediakan infrastruktur bagu bus listrik ini akan mendorong lingkungan yang lebih ramah atau hijau dan itu berdampak pada hal lainnya. Contohnya di kota Arnhem, Belanda, dengan menyediakan infrastruktur dan bus listrik kota ini mengalami 17% lebih baik, apakah itu polusi yang turun dan warga masyarakat yang menggunakan sarana publik lebih banyak.

Trem Listrik : Kerugiannya

Moda transportasi trem listrik punya banyak kelemahan. Salah satunya, trem listrik perlu infrastruktur buat kabel dan jalur. Hal lainnya, trem listrik tidak semua bisa dilalui atau terbatas wilayahnya. Dan dalam pengerjaannya dibutuhkan biaya, pekerjaan konstruksi yang justru membuat jalan macet dan rusak serta gangguan lalu lintas lainnya. Pilihan moda transportasi publik trem listrik memiliki banyak kelemahan.

Bus Listrik untuk Masa Depan

Hino, yang adalah dari Toyota, saat ini sedang menguji sebuah bus listrik nirkabel menggunakan teknologi pengisian elektromagnetik induktif, yaitu metode yang digunakan untuk mengisi baterai seperti sikat gigi listrik. Keuntungan dari ideologi yang dikembangkan ini adalah bus listrik tidak perlu menghentikan operasinya untuk mengisi ulang baterai, tetapi akan dikenakan biaya untuk kekuatan elektromagnetik induktifnya.

Perusahaan itu tengah mengembangkan sebuah sistem pengisian alternatif untuk bis-bis listrik dengan sistem pengisian cepat yang dapat diinstal di halte bus tertentu. Jadi, metode yang dikembangkan sekaligus ingin menghapus mitos bahwa baterai listrik harus harus diisi ulang pada tempat tertentu dan memakan waktu.

Biaya instalasi akan dibuat terkait dengan pengisian baterai. Betul bahwa biaya pembelian armada bis listrik bisa sangat mahal dibandingkan dengan armada diesel. Namun, keunggulan-keunggulan tadi layak diperhitungkan sehingga sarana transportasi yang diidamkan yaitu bebas polusi, hemat biaya perawatan dan nyaman menjadi hal yang lebih penting bagi masa depan transportasi publik masa depan.

Sumber : www.enviro-news.com

URL Source: http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy/5502-bus-listrik-transportasi-publik-hijau-atau-publik-transportasi

Listrik Dari Belimbing Wuluh

Warga desa Nguntoronadi, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur menemukan listrik yang berasal dari buah blimbing wuluh. Penemunya adalah Sunarto. Dia mampu menciptakan tenaga listrik yang berasal dari blimbing wuluh.

Sebanyak satu kilogram buah belimbing wuluh yang baru dipetik Sunarto, dimasukkan ke blender. Lalu, Sunarto menghancurkan belimbing itu dengan blender hingga menjadi lembut dan berair. Setelahnya, belimbing disaring untuk mendapatkan air sarinya saja. Untuk apa? Sebagai bahan baku tenaga listrik.

Ya, Sunarto sedang membuat energi listrik dengan bahan baku utama belimbing wuluh. Caranya, cukup sederhana. Sari blimbing wuluh dicampur dengan tanah, yang diletakkan di dalam wadah bekas gelas air mineral, yang sudah diberi penghantar listrik. Maka, energi listrik siap digunakan.

“Diambil sarinya. Ini untuk menghindari bau yang yang ditimbulkan dari proses pembusukannya blimbing wuluh. Yang ke dua kita menyediakan gelas mineral bekas, yang nantinya akan digunakan untuk mengisi sel-sel, yaitu diisi dengan campuran antara tanah dan blimbing wuluh.”

Untuk penghantar listriknya berupa seng dan tembaga. Sunarto merangkainya sedemikian rupa, hingga untuk satu sel atau campuran satu gelas mineral, bisa menghasilkan 0,5 volt. Jadi untuk pemakaian lampu kecil misalnya, yang membutuhkan 2 Volt aliran listrik, maka tinggal dibagi saja, menjadi 4 gelas sel.

“Blimbing wuluh itu mengandung asam. Lha asamnya ini yang yang nantinya akan berelektrolisa dengan antara seng dan tembaga tadi,” tambah Sunarto.

Sebenarnya, ide membuat listrik dari belimbing wuluh ini, bermula dari kegerahan Sunarto akan tarif dasar listrik yang terus merangkak naik. Selain itu, banyaknya belimbing wuluh di sekitar rumahnya, juga menjadi salah satu alasan lainnya.

Listrik dari belimbing wuluh, saat ini sudah dinikmati oleh beberapa tetangga Sunarto. Salah satunya adalah Suprihatin. Rumah Suprihatin yang letaknya tepat di sebelah kiri rumah Sunarto ini, sudah dipasok listrik dari belimbing wuluh sejak Maret lalu.

“Waktu itu kan ada pengumuman ya, dasar tarif listrik akan naik. Tentu kami dari warga begini akan resah. Nah, ternyata dengan penemuannya pak Narto dapat membantu sekali, dapat meringankan beban khususnya bagi kami yang berada di pedesaan. Dan saya lihat juga, bahan bakunya kan mudah,” ujar Suprihatin.

Selain murah bahan bakunya, perawatannya pun juga gampang. Cukup memasukkan sari belimbing yang baru dijus ke masing-masing sel. Untuk sekali isi, listrik mampu bertahan hingga sebulan lamanya. Suprihatin sendiri, menggunakan listrik belimbing wuluh ini untuk lampu panjer, radio, dan jam dinding.

Jika seorang Sunarto saja sudah berupaya untuk mengatasi masalah kurangnya pasokan listrik yang terjadi di banyak tempat di nusantara ini? Bagaimana dengan pemerintah setempat? Jubir pemkab Magetan Saif Muchlisun mengatakan, pihaknya saat ini sedang melakukan pengkajian terhadap produk Sunarto tersebut.

“Saat ini masih melakukan pengkajian, penelitian, juga pemanfaatan dari teknologi tepat guna tersebut. Apakah itu nanti bisa kita kembangkan lebih lanjut, syukur-syukur kalau nanti tetep kita bisa memanfaatkan penemuan yang penemuan dari warga asli Magetan itu. Untuk kita jadikan sebagai teknologi tepat guna, dalam rangka mengatasi kekurangan energi kita. Jadi ada salah satu solusi, tinggal sekarang mengembangkan.”

Listrik belimbing wuluh ini, memang sangat membantu. Namun, kemasan yang cukup banyak memakan tempat dan sulit untuk dibawa ke mana-mana, menjadi kelemahan yang perlu segera dicari solusinya. Seperti radio misalnya, Sunarto memerlukan 60 gelas atau 60 sel untuk bisa menyalakannya




Bebas Mampat dengan Bakteri Perut Sapi

Anda pasti pernah mengalami saluran kloset yang tiba-tiba mampat. Satu-satunya cara mengatasi adalah memanggil mobil penyedot WC. Jika kejadian ini terus berulang, Anda harus menyiapkan uang lebih untuk mengatasinya. Kenapa tidak mencoba menggunakan bakteri perut sapi.

Ya, bakteri ini terbukti ampuh mengurai limbah yang menyebabkan septic tank tersumbat. Cara ini sudah dikembangkan oleh Soelaiman Budi Sunarto sejak beberapa tahun lalu.

Bakteri pengurai

Menurut Soelaiman, bakteri bersumber dari rumen, kotoran dari sisa makanan yang ada dalam perut sapi. Rumen itu diambil dengan cara dioperasi. Operasi dilakukan dengan membuat lubang seukuran 10 jari di antara pangkal paha belakang dengan lambung. Lubang itu kemudian ditutup dengan semacam karet. Kalau rumen mau diambil, penutupnya tinggal dibuka saja, kata Soelaiman.

“Sapinya tetap hidup, tidak mengurangi harkat hidup dia. Bisa beranak, bisa menyusui,” tambahnya.

Pria yang mendapat Agrobisnis Award 2004 dari Menteri Pertanian Anton Apriantono ini menambahkan, rumen yang diambil ini akan tergantikan dengan makanan yang masuk. Sehingga tidak berdampak apa pun bagi sapi.

Rumen itu kemudian diperas. Air hasil perasan, sekitar 3 liter, dicampur dengan sekam dari tapioka dan bekatul yang sudah digiling lembut dan kering. Campuran itu ditutup dan didiamkan selama satu hari. Dari campuran itu lah akan muncul bakteri pengurai. Bahan itu kemudian dikeringkan dan disimpan dalam tempat tertutup.

“Bahan yang sudah dikeringkan ini diambil saja dua sendok. Dicampur satu liter air, diaduk. Kemudian disiram langsung ke kloset. Jika wastafel mampat oleh tulang ayam atau tulang ikan, dimasukin bahan ini, dimakan oleh berjuta-juta bakteri, maka langsung lancarlah airnya. Jadi diurai oleh bakteri itu,” papar Soelaiman.

Ia menjamin bakteri ini tidak berdampak pada lingkungan. Pasalnya, bakteri ini anaerob, yang langsung mati bila terkena matahari atau udara. bakteri ini mampu membersihkan kotoran organik dalam waktu 24 jam. Bukan cuma tulang yang dimakan bakteri ini, tapi juga rambut manusia yang nyangkut di kloset.

“Tissue dan kain juga adalah bahan organik. Dia diproses dari benang, dari kapas sehingga juga bisa diurai oleh bakteri ini. Bakteri ini juga tidak membuat benda-benda berkarat,” tegasnya.

Soelaiman sengaja memilih sapi karena hewan ini sangat jinak sehingga bisa mempermudah pengambilan rumen. Badan sapi yang besar juga memudahkan Soelaiman melakukan operasi.

Peluang bisnis

Produk itu sudah lolos uji laboratorium teknologi bioindustri, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Soelaiman memberi nama produknya ini biojoos dan sudah dipasarkan hingga Papua. Dalam sebulan ia memproduksi 2000 pak. Tiap pak harganya sekitar 10 ribu rupiah.

Biojoos tidak hanya digunakan untuk mengurai limbah di saluran pembuangan, tapi juga untuk menghilangkan bau.

Menurut Soelaiman, usaha bakteri pengurai itu bisa menjadi tambahan pemasukan bagi pemelihara sapi lainnya. Ia sendiri membuka pelatihan pembiakan bakteri pengurai tersebut.

“Memang operasinya tidak bisa diperaktikan oleh semua peternak sapi, karena pada umumnya mereka riskan, jangan-jangan sapi saya mati, padahal hargany sapi 10 juta. Untuk itulah saya siap memberi pelatihan.”

Ia menambahkan, sudah banyak peternak dari dalam dan luar negeri yang datang ke pusat pelatihan di Agro Makmur, Jl. Joko Songo No. 33 Doplang Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah

Sumber:http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy/5913-bebas-mampat-dengan-bakteri-perut-sapi-

Etanol dari Bunga Matahari

Para peneliti Amerika Serikat tengah meneliti DNA bunga matahari dan diharapkan dapat menghasilkan suatu varietas baru yang dapat menghasilkan makanan dan bahan bakar.

Mereka akan mengawinsilangkan jenis bunga matahari biasa dengan spesies Silverleaf untuk menghasilkan bunga dengan warna kuning cerah. Bunga ini menghasilkan biji berasa lezat dan batang tebal yang mengandung banyak gula sehingga dapat diproses menjadi etanol.

Jenis Silverleaf yang tumbuh di alam liar dan tahan kekeringan dikenal memiliki batang berkayu. Proyek bernama The Genomics of Sunflower ini didanai oleh Genome Canada melalui pemerintah Kanada, Genome BC, Departemen Energi dan Pertanian AS, serta Institut Penelitian Pertanian Nasional Prancis.

Proyek ini bertujuan menemukan gen yang memiliki ciri-ciri bermanfaat bagi bidang pertanian, seperti biji mengandung minyak, berbunga, dan tahan terhadap hama.

Di Amerika Serikat, tanaman itu tumbuh banyak di North Dakota, South Dakota, Kansas, Minnesota, dan Colorado. Biasanya, bunga matahari menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk menggoreng dan bijinya dikonsumsi sebagai makanan ringan. Pemetaan terhadap seluruh DNA famili bunga matahari dapat membantu peningkatan panen, pengendalian gulma, dan pengembangan varietas yang dapat memproduksi bahan kayu untuk lantai.

Banyaknya kadar gula di tangkai Silverleaf dapat dikembangkan guna menghasilkan etanol. AS mengoperasikan 170 tanaman etanol yang menghasilkan 10,6 juta galon bahan bakar per tahunnya. Tapi, bahan bakar itu lebih banyak dihasilkan dari jagung. Kongres AS berharap produksi etanol dari sumber nonmakanan akan mencapai 100 juta galon pada 2010.

Sumber: AP

URL Source: http://www.greenradio.fm/technology/energy/bio-energy/2077-etanol-dari-bunga-matahari


google918401c9860b4077.html