Senin, 22 Juni 2009

Rugi, Produsen Ethanol Kejepit Harga Bahan Baku

Jakarta, IEW.- Produsen ethanol semakin terjepit akibat harga bahan baku ethanol tetes tebu yang terus melambung rata-rata Rp 6.000 per 4 kg, sementara harga harga jual ethanol ke Pertamina (Persero) masih Rp 5.000/liter FoB (freigh on board). Hal tersebut diungkapkan Direktur Pengembangan PT Sinar Mas Energy (Produsen Ethanol), Roy Hendroko Setyobudi, sebelum mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) produsen bahan bakar nabati (BBN) dengan Komisi VII DPR RI, Gedung DPR MPR Senayan, Jakarta, Rabu (27/05/2009).

“Harga jual Ethanol Rp 5.000 per liter FoB ke Pertamina sudah terjadi sejak 2006. Padahal, crude dan BBM selalu naik turun. Saat ini kami (Produsen) selalu menjual rugi produk ini,” ungkap Hendroko.

Ia mengatakan, padahal untuk menghasilkan satu liter ethanol diperlukan 4 kg tetes tebu. “Sekarang ini harga jual tetes tebu terus melambung, harga terakhir Rp 1.500 per kg. Berarti nilai bahan baku tetes tebu dala satu liter Ethanol sebesar Rp 6000 per 4 kg,” jelas Hendroko.

Keluhan serupa diungkapkan Vice Presiden Marketing PT Molindo Raya Industrial, Donny Winarno. Menurut Donny, harga jual ethanol Rp 5.000 per liter sudah tidak relevan lagi dengan harga bahan baku serta ongkos produksinya.

“Harga bahan baku tetes tebu sudah Rp 1,500 per kg. Untuk mendapatkan 1 liter Ethanol dibutuhkan 4 kg tetes tebu. Total harga bahan baku Rp 6.000 per 4 kg. Belum lagi ongkos produksinya. Padahal harga jual Ethanol hanya Rp 5000 per liter,” jelas Donny.

Donny menambahkan subsidi Ethanol yang hanya Rp 1.000 per liter masih belum cukup mengimbangi keseluruhan ongkos produksi Ethanol. “Memang untuk membuat Ethanol selain tetes tebu bisa juga memakai ubi kayu (singkong), tetapi bahan baku ubi singkong masih belum banyak,” tandasnya. (sunandar)

source :http://indonesiaenergywatch.com/info-info/rugi-produsen-ethanol-kejepit-harga-bahan-baku.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

google918401c9860b4077.html